Liputan6.com, Jakarta - Capres Partai NasDem Anies Baswedan masih bisa berkompetisi di Pilgub DKI 2024 bila gagal maju atau kalah di Pilpres.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, kemungkinan Anies maju atau bakal menang di Pilgub DKI 2024 kecil, lantaran warga ibu kota sudah lupa terhadapnya.
Baca Juga
"Pilkada DKI ini masih 2 tahun ke depan dan banyak hal bisa terjadi pertama masa dua tahun ini membuat masyarakat Jakarta lupa terhadap Anies Baswedan atau kinerjanya," kata Qodari lewat pesan suara, Jumat (27/1).
Advertisement
Faktor kedua, kepopuleran Anies bisa kalah oleh Heru Budi Hartono yang kini menjabat Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono. Menurutnya, Heru bisa saja menjadi calon kuat di Pilgub DKI 2024.
"Sekarang ada Pj Heru Budi yang kalau kinerjanya dan pendekatannya dianggap lebih baik daripada Anies, maka bisa jadi calon kuatnya itu akan bergeser dari Anies kepada Heru Budi," kata Qodari.
"Jadi saya melihat banyak hal masih bisa terjadi dua tahun kedepan, nah hal semacam ini kan sebelum sebelumnya hampir tidak pernah terjadi begitu selesai (kandidat pilpres) langsung bisa ikut Pilkada," ucapnya.
Tingkat Kepuasan
Qodari mengakui, hasil survei Populi pada Januari 2022 menyatakan tingkat kepuasan kepada pemerintahan DKI saat Anies masih menjabat masih bagus di angka 73 persen.
Kemudian, kepuasan terhadap Anies pada survei Poltracking November 2022 juga masih di angka 73 persen. Hasil itu keluar tak lama setelah masa jabatan Anies habis sebagai gubernur DKI.
"Biasanya dengan tingkat kepuasan di atas 70 persen petahana itu punya peluang bagus berhadapan dengan para penantang karena tingkat kepuasannya tinggi," ucap Qodari.
"Dan kalau bicara surveinya Populi Januari memang elektabilitas Anies di atas lain-lain di survei itu ada yang sepuluh nama kalau gak salah, ada Anies bahkan 50 persen, ada Risma 20 persen lalu ketiga saya lupa ya, tapi intinya Anies unggul jauh," pungkasnya.
Advertisement
Tak Ada Larangan
Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengungkapkan tidak ada larangan bagi calon presiden yang kalah untuk mengikuti Pilkada 2024. Dengan demikian, semua tokoh masih berpeluang maju menjadi kepala daerah meski kalah di Pilpres. Tak terkecuali Anies Baswedan.
Anies menjadi tokoh pertama yang dideklarasikan menjadi capres oleh Partai NasDem. Anies menunggu tiket dari gabungan partai atau koalisi untuk maju Pilpres.
Bila gagal maju atau kalah di Pilpres, Anies masih bisa berkompetisi di Pemilu lewat Pilkada DKI Jakarta. Pilgub DKI akan digelar serentak dengan daerah lain pada 27 November 2024.
"Tidak ada larangan (Capres kalah atau gagal maju Pilkada)," kata Hasyim dalam dialog publik bertajuk “Menampik Berita Bohong, Ujaran Kebencian, Politik Identitas, Polarisasi Politik, dan SARA pada Pemilu 2024”, di Jakarta Selatan, Kamis.
Meskipun sedang bersafari politik sebagai Capres, nama Anies masih masuk dalam bursa calon Gubernur DKI. Bahkan, pada survei Populi Center, nama Anies masuk tiga besar Cagub DKI pilihan masyarakat bersama Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.
Survei Cagub DKI itu digelar pada 9-16 Oktober 2022 dengan 600 responden di 60 kelurahan yang ada di DKI Jakarta. Populi Center menyodorkan 24 tokoh untuk dipilih pada Pilgub DKI.
Hasilnya, nama Ridwan Kamil berada di urutan teratas dengan 69,7 persen, disusul Sandiaga Uno 67,7 persen, Anies Baswedan 66,2 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono (55 persen). Sementara, nama-nama lain mendapatkan dukungan di bawah 50 persen.
Nama Anies Baswedan bahkan menjadi yang diunggulkan dalam survei Populi Center pada Februari 2022. Anies menduduki posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 47,5 persen.
"Survei kali ini menunjukkan Anies Baswedan menjadi tokoh paling unggul dan berpeluang untuk menjadi kandidat Gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Sosok Anies Baswedan menjadi tokoh paling populer, paling disukai, dan paling banyak dipilih," kata peneliti Populi Center Rafif Pamenang dalam keterangannya
Posisi kedua dan ketiga masing-masing diikuti Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan elektabilitas 8,5 persen dan Sandiaga Uno dengan elektabilitas 5,3 persen.
Populi Center menyelenggarakan survei ini di Provinsi DKI Jakarta mulai tanggal 26 Januari hingga 1 Februari 2022 dengan sampel responden tersebar secara proporsional di 60 kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.
Sumber: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com